Sejarah Terbentuknya Danau Rawa Pening

Rawa pening diambil dari dua kata yaitu, rawa dan pening. Bagi, Anda pasti sudah tau tentang rawa. Kalau pening diambil dari nama bening. Hal tersebut dapat dilihat dan di nikmati dalam bentuk rawa yang mempunyai air yang sangat jernih.

Rawa pening berada diantara 4 kecamatan, yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Letak rawa pening berada di cekungan terendah dari tiga gunung sekaligus, yaitu Gunung Merbabu, Gunung Telemoyo, dan Gunung Ungaran.

Luas rawa pening sangat besar yaitu lebih dari 2.670 hektar. Rawa ini ditumbuhi dengan bebearapa enceng gondk. Tanaman ini memeang mengganggu pemandangan, tetapi sangat berguna untuk ikan – ikan sebagai tempat perlindungan dari terik matahari.

Pertumbuhan enceng gondok ini terlalu pesat, sehingga menjadi masalah baru yaitu pendangkalan. Sebenarnya sudah banyak cara yang dilakukan untuk menghambat pertumbuhan enceng gongok ini. Seperti dibuat kerajinan, dan yang lainnya. Tetapi pemanfaatan ini masih kurang maksimal.

Sejarah rawa pening

rawa pening

Pada zaman dahulu tepatnya di Desa Ngasem ada seorag gadis yang bernama Endang Sawitri. Tidak ada seorang pun penduduk desa yang mengetahui kalau Endang Sawitri mempunyai seorang suami, namun ia sedang hamil. Tidak lama kemudian ia melahirkan dan sangat mengejutkan penduduk desa karena yang dilahirkan bukan seorang bayi mausia melainkan seekor Naga. Hal aneh yang terjadi ialah naga itu bisa berbicara seperti manusia, dan Endang Sawitri memberi nama Naga itu dengan sebutan Baru Klinting.

Saat usia remaja Baru Klinting bertanya kepada Ibunya. Ibu “Apakah aku ini mempunyai seorang Ayah?, siapa Ayah sebenarnya?” tanya Baru Klinting. Ibupun menjawab “Ayah kamu adalah seorang raja yang saat ini sedang bertapa di gua lereng gunung Telomaya. Kamu sudah waktunya untuk bertemu Ayah kamu, bawa Klintingan ini sebagai bukti peninggalan Ayah kamu dulu. Dengan senang hati Baru Klinthing pergi ke gua lereng gunung Telomaya untuk bertemu dengan sang Ayah.

Sesampainya di tempat pertapaan Baru Klinting masuk kedaam gua dengan hormat, akhirnya Baru Klinting berhasil menemukan Ayahnya yang bernama Ki Hajar Salokantara, dengan menunjukan klintingan yang konon kata Ibu peninggalan dari Ayah. Dengan bukti Klintingan kamu benar sebagai bukti anakku, tapi aku perlu bukti satu kali lagi kata Ki Hajar Salokantara. “Kalau kamu memang anakku coba lah kamu melingkari gunung Telemoyo ini, kalau bisa kamu benar – benar anakku”, kata Ki Hajar Salokantara. Ternyata Baru Klinting bisa melingkarinya dan Kihajar mengakui kalau dia anaknya. Ki Hajar Salokantara kemudian memberi perintah kepada Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung Telemoyo.

Baca Juga Pesona Kampoeng Apung 

Pada suatu hari penduduk desa Pathok mengadakan pesta sedekah bumi seusai panen. Penduduk akan mengadakan pertunjukan berbagai tarian. Untuk meramaikan pestanya para penduduk beramai – ramai kehutan untuk mencari hewan, namun mereka tidak menemukan seekor hewan sama sekali. Akhirnya para penduduk menemukan sekor naga besar sedang bertapa, mereka langsung memotong – motong naga tersebut dan dagingnya dibawa pulang untuk pesta.

Dalam pest aitu datanglah seorang anak yang merupakan jelmaan Baru Klinting ikut dalam keramaian itu dan ingin menikmati hidangan. Dengan sikap yang acuh dan sinis mereka mengusir anak itu dari pesta dengan paksa karena dianggap pengemis yang menjijikan dan memalukan. Dengan sakit hati anak itu pergi meninggalkan pesta. Kemuadia ia bertemu dengan seorang nenek janda tua yang baik hati. Anak itu diajak mampir kerumahnya. Nenek itu mempermalukan anak tersebut seperti tamu, dihormati dan disiapkan hidangan. Dirumah Nenek, anak berpesan, Nek “Kalau terdengar suara gemuruh nenek harus siapkan lesung, agar selamat”. Nenek menuruti saran anak itu.

Sesaat kemudian anak itu kembali kepesta untuk mencoba ikut dan meminta hidangan dalam pesta yang diadakan oleh penduduk desa. Namun penduduk desan tetap tidak menerima anak itu, bahkan ditendang agar pergi dari tempat pesta. Dengan kemarahan hati anak tersebut mengadakan sayembara. Ia menancapkan lidi ketanah, siapa penduduk desa ini yang bisa mencabutnya. Tidak ada satu pun penduduk desa yang bisa mencabut lidi tesebut. Akhirnya anak itu sendiri yang mencabut lidinya, ternyata lubang bekas lidi itu muncul mata air yang deras dan semakin membesar dan menggenangi desa tersebut, semua penduduk desa tenggelam, kecuali Janda Tua yang masuk ke lesung dan selamat dari kejadian tersebut, semua desa menjadi rawa – rawa. Karena airnya yang sangat bening, maka disebutlah “Rawa Pening”.

 

Lokasi Terbaik Buat Menikmati Rawa Pening

1. Bukit Cinta

bukit cinta

Objek wisata Bukit Cinta yang berada di Kecamatan Banyu biru, Kabupaten Semarang ini bisa dibilang merupakan pintu masuk wisata utama Rawa Pening. Pengunjung bisa langsung berjalan menuju tepi danau ini.

Keindahan Rawa Pening langsung tersaji ketika sampai di tepinya. Dri bukit cinta ini, pengunjung juga bisa menikmati Rawa Pening dengan cara menyewa prahu sampai ke tengah rawa.

 

3. Kereta Api Ambarawa

musium kereta api ambarawa

Lokasi ini berada di Museum Kereta Api Ambarawa. Memang Rawa Pening tidak terlihat dari museum ini. Tetapi Anda bisa naik ke kereta wisata menuju Stasiun Tuntang yang beroperasi pada hari libur saja.

Nantinya kereta wisata akan melewati jalur dengan jalur yang berada di samping Rawa Pening. Ketika cuaca cerah, panorama Rawa Pening sangat indah dengan latar belakang pegunungan. Tentu tempat duduk disebelah kanan (selatan) ketika berangka untuk menikmati pemandangan maksimal.

3. Eling Bening

wisata eling bening

Objek wisata yang berada di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang ini menyajikan kolam renang, restoran, dan wahana outbound bagi para pengunjung. Satu hal yang special adalah, pemandangan dari Rawa Pening menjadi panorama utama bagi aktivitas wisatawan. Bersantai dan berenang atau bersantap di resto Eling bening akan semakin berkesan, karena bisa dilakukan sambal menyaksikan keindahan Rawa Pening dari ketinggian

4. Sumurup Rawa pening

semurup rawa pening

Keindahan Rawa Pening bisa disaksikan dari jarak dekat. Satu hal yang special adalah ketika akhri pekan saat kereta wisata melintas. Nantinya kereta api akan terlihat dengan latar belakang Rawa Pening dan pegunungan di belakangnya.

Jika beruntung, maka panoramanya akan semakin unik ketika ada kereta api uap  zaman dulu yang melintas. Biasanya kereta uap akan beroperasi jika ada yang melakukan pemesanan. Tentu memotret kereta uap yang sedang berjalan merupakan momen langka yang sangat berharga.

5. Saloka Theme Park

Selain menyediakan banyak wahana permainan, panorama yang disajikan ditaman rekreasi terbesar di Jawa Tengah ini juga menyajikan pemandangan yang indah.

Pemandangan Rawa Pening tampak disisi barat taman bermain ini.

Jika ingin menyaksikan Rawa Pening secara lebih jelas, maka jangan lupa untuk menjajal wahana bernama Cakrawala. Di atas Cakrawala. Panorama Rawa Pening di sisi barat dengan latar belakang barisan pegunungan sangat terlihat sangat indah.

Tinggalkan komentar